KONEKSI
ANTAR MATERI MODUL 3.1
Oleh
: Elya Prastiti Wulandari, S.Pd
CGP Angkatan 7 Jawa Timur Wilayah Mitra Kabupaten Malang
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN
SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN
Kegiatan Pemantik :
Bacalah kutipan ini dan
tafsirkan apa maksudnya :
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan
mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is
fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
Jika saya menafsirkan dari kutipan tersebut , yakni :
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran hendaknya kita belajar
terlebih dahulu , bagaimana hendaknya sikap kita sebagai seorang guru itu .
Hal-hal apa saja yang urgent untuk diajarkan dan dijadikan sebagai
ukuran keberhasilan dalam pembelajaran itu sebetulnya .
Banyak guru dan orangtua kurang menyadari bahwa pandai calistung
itu bukanlah tolak ukur seorang anak dibilang pandai atau mampu . Pandai bukan
berarti bisa mengerjakan soal matematika dengan tepat dan mampu mendapat niali
100 , karena ukuran suksesnya seorang guru mengajar tidak bisa diukur dari
hasil kuantitatif.
Sesuai filosofi KHD bahwa tugas seorang guru adalah membimbing , serta
menebalkan kodrat alam yang baik yang dimiliki oleh seorang anak.
Sehingga dapat diartikan , ukuran keberhasilan seorang guru yaitu
jika mampu mengajarkan kepada siswa nilai-nilai kebajikan yang kemudian
benar-benar dapat dilaksanakan oleh siswa.
Dalam hal ini , seorang pemimpin/Kepala Sekolah sudah seharusnya
menjadi panutan dan contoh dalam pelaksanaan nilai-nilai kebijakan itu ,
seperti saat KS mengambil sebuah keputusan yang penting di sekolah.
Yang mana terkait dengan konsep pengambilan keputusan itu , seorang
KS hendaknya mengenal kemudian melaksnakan prinsip resolusi , yaitu :
1.
Berpikir berbasis hasil akhir
2.
Berpikir berbasis peraturan
3.
Berpikir berbasis rasa peduli
Dimana dengan mengenal ketiga prinsip resolusi tersebut , seorang
pimpinan bisa lebih terstruktur dalam mengambil keputusan tersebut. Selainn itu
, keputusan yang diambil oleh pemimpin menjadi lebih maksimal daya gunanya .
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran , saat mengambil sebuah
keputusan penting , entah permasalahan itu menyangkut orang banyak ataupun
orang-orang lain di lingkup saya , setidaknya dalam pengambilan keputusan itu
saya menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Agar keputusan
yang diambil nantinya benar-benar bisa diterima dan bisa memberikan manfaat
yang lebih besar dengan pihak-pihak yang terkait. Diantara langkah-langkah
tersebut yaitu :
1.
Mengenali nilai-nilai yang saling
bertentangan
2.
Menentukan siapa yang terlibat dalam
situasi tersebut
3.
Mengumpulkan fakta-fakta yang
relevan dalam situasi tersebut
4.
Pengujian benar atau salah
5.
Pengujian paradigma benar lawan
benar
6.
Melakukan prinsip resolusi
7.
Investigasi opsi trilema
8.
Membuat keputusan
9.
Melihat lagi keputusan dan
merefleksikannya
KESIMPULAN
- Bagaimana filosofi Ki
Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Pratap
triloka dalam pendidikan sebagai sistem among yang diusung oleh KHD antara lain
:
-
Ing
ngarso sung tuladha yang memiliki makna bahwa sebagai seorang pemimpin
pembelajaran , guru hendaknya dapat menjadi dan dijadikan contoh . Baik untuk
anak didiknya maupun orang lain.
-
Ing
madya mangun karso yang mengandungbmakna bahwa apapun dan bagaimanapun
kesibukan seorang guru itu , harus selalu membangkitkan dan mengobarkan
semangat .
-
Tut
wuri handayani yang memiliki arti bahwa kita juga tetap harus memberikan
dorongan moral dan semangat untuk berkarya dari belakang.
Dari
ketiga semboyan KHD tersebut , jelaslah bahwa peran guru sangatlah penting dalam
dunia pendidikan. Yakni menjadi contoh atau suri tauladan baik itu berupa
perkataan yang mengandung nilai-nilai kebajikan maupun melaksanakan segala
praktik baik yang nantinya dapat dicontoh oleh siswa sehingga pembiasaan
praktik baik dapat selalu tercermin dalam kehidupan mereka.
- Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada
prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Terkait
dengan menjadi suri tauladan , dalam era globalisasi ini siswa membutuhkan
nutrisi dan bekal untuk menghadapi perkembangan teknologi ini . Seperti
penerapan nilai-nilai kebajikan dalam pembelajaran sosial emosional , yang
benar-benar diharapkan bahwa kebiasaan tersebut bukan hanya mereka laksanakan
saat di sekolah ataupun rumah saja , tetapi membudaya dalam semua sikap dan
perkataan mereka sehari-hari.
Dalam
pembelajaran pun , guru pasti akan menemui tantangan ataupun hambatan dalam
penerapannya , termasuk juga diantaranya situasi yang mencakup dilema etika
maupun bujukan moral.
Nilai-nilai
kebajikan moral tersebut diantaranya adalah nilai mandiri , reflektif ,
kolaboratif dan inovatif serta berpihak pada murid .
Nilai-nilai
tersebut dapat dijadikan sebagai pegangan ataupun acuan dalam menopang diri sebagai
pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid.
- Bagaimana
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’
(bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan
proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan
yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah
efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas
pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu
oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Dalam
pengambilan keputusan yang dilandasi dengan nilai-nilai kebajikan , seorang
guru bisa melengkapinya dengan kegiatan coaching , sehingga bukan hanya
pengambilan keputusan saja yang efektif tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran
ataupun pengujian keputusan itu juga akan efektif dan efisien.
- Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya
akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah
dilema etika?
Kemampuan
guru dalam mengelola sosial emosionalnya sangat berpengaruh dalam mengambil
keputusan terkhusus dalam masalah dilema etika. Karena jika kemampuan sosial
emosional seorang guru itu baik , maka cara guru itu dalam mengambil keputusan
dalam sebuah permasalahan juga cenderung lebih efektif daripada guru yang tidak
mampu dalam segi pengelolaan sosial emosionalnya. Bahkan guru yang tidak mampu
mengelola sosial emosionalnya dengan baik , hanya akan merugikan diri sendiri
dan orang lain saat dirinya mengambil suatu keputusan apapun itu.
- Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali
kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Dalam
membahas studi kasus yang berkaitan dengan masalah moral atau etika dibutuhkan
nilai kesadaran diri yang baik yang didukung dengan adanya ketrampilan berelasi
dan manajemen diri yang baik . Tentu saja dalam mengambil suatu keputusan
tersebut tidak lepas dari 3 prinsip resolusi , dan paradigma benar lawan benar
, yang kemudian menggunakan konsep pengambilan keputusan dengan menjalankan 9
langkah konsep pengujian dan pengambilan keputusan . Sehingga keputusan yang
diambil oleh seorang guru benar-benar efektif dan bisa dipertanggungjawabkan.
- Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Sehingga
dengan kemampuan guru tersebut dalam mengelola sosial emosionalnya dan didukung
dengan kemampuan dirinya dalam mengonsep pengambilan keputusan sesuai 9 konsep
pengambilan keputusan , bisa lebih dipastikan bahwa keputusan yang beliau ambil
dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif , positif , aman dan nyaman ,
daripada guru yang belum mampu mengelola sosial emosionalnya dengan baik atau
tidak menggunakan 9 konsep pengambilan keputusan yang tepat.
- Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan
paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan
terbesar dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika
diantaranya kurangnya rasa kesadaran diri dari pihak yang merasa tidak
disetujui pendapatnya , sehingga pihak tersebut lebih cenderung mempengaruhi
oranglain untuk ikut enggan melaksanakan hasil keputusan tersebut bahkan tidak
menutup kemungkinan , hal itu menyebabkan kecemburuan sosial .
Dan
jika hal itu terjadi , maka langkah yang harus diambil dalam menyelesaikannya
yaitu dengan melakukan pendekatan diri atau melalui bujukan moral. Tetapi jika
solusi tersebut belum berhasil , setidaknya kita sudah berusaha melaksanakan
nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan tersebut , dan hendaknya kita
lebih menitikberatkan pada maksimal person yang lebih mempercayai kita dan
lebih bisa mengelola kemampuan kesadaran dirinya dan manajemen dirinya dalam
menerima keputusan bersama.
- Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran
yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Kembali
pada hakikat pendidikan yaitu merdeka belajar dan merdeka mengajar , apapun
keputusan yang kita ambil kita diminta untuk tidak melupakan dengan peran guru
bahwa pembelajaran itu harus berpihak pada murid , sehingga tetap dalam
pelaksanaannya kita harus menimbang mana keputusan yang lebih berpihak kepada
murid dan mana yang kurang berpihak pada murid.
- Bagaimana
seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Guru
sebagai seorang pemimpin pembelajaran hendaknya dapat melaksanakan nilai-nilai
dan peran-perannya sebagai guru penggerak , khususnya pada peran berpihak pada
murid . Sehingga dalam mengambil keputusan yang didasari dengan ketiga prinsip
resolusi , keempat paradigma benar lawan benar , serta melaksanakan tiap tahap
dalam 9 langkah itu dengan baik diharapkan seorang guru bisa mengambil
keputusan yang tepat dan berpihak pada murid serta efektif untuk dilaksanakan
bagi semua pihak.
- Apakah
kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul
materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan
akhir yang bisa saya ambil dalam modul ini yaitu . Seorang guru harus memiliki
kemampuan dalam mengelola sosial emosionalnya sebelum dia melaksanakan tiap
tahap dari 9 konsep/langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan.
Disamping nilai-nilai yang harus dia miliki untuk menjadi seorang guru yang
dapat melaksanakan peran-perannya dengan baik.
Hal
ini berkaitan dengan tujuan pendidikan yaitu berpihak pada murid dan merdeka
belajar dimana siswa diberi kebebasan dalam memilih sesuatu yang sesuai dengan
kodratnya , tetapi tetap guru tersebut harus mampu menebalkan kodrat baik dari
seorang anak sebelum anak tersebut mengambil langkah yang dia pilih.
- Sejauh
mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di
modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan
keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Suatu
masalah dianggap berada pada situasi dilema etika jika dalam pelaksanaannya
terdapat situasi benar lawan benar , sedangkan pada situasi bujukan moral adlah
jika permasalahan tersebut mengandung prinsip benar lawan salah.
Dalam
mengambil keputusan penting , khususnya yang berada pada situasi benar lawan
benar , seorang guru harus mempertimbangkan 4 paradigmanya, yaitu :
-
Individu
lawan kelompok
-
Rasa
keadilan vs rasa kasihan
-
Kebenaran
lawan kesetiaan dan
-
Jangka
pendek lawan jangka panjang
Langkah
berikutnya yaitu melaksanakan prinsip resolusi yaitu :
1.
Berpikir berbasis hasil akhir
2.
Berpikir berbasis peraturan
3.
Berpikir berbasis rasa peduli
Terkait dengan paradigma dan prinsip-prinsip tersebut , dalam
mengambil dan menguji keputusan hendaknya melalui 9 langkah penting , yaitu :
1.
Mengenali nilai-nilai yang saling
bertentangan
2.
Menentukan siapa yang terlibat dalam
situasi tersebut
3.
Mengumpulkan fakta-fakta yang
relevan dalam situasi tersebut
4.
Pengujian benar atau salah
5.
Pengujian paradigma benar lawan
benar
6.
Melakukan prinsip resolusi
7.
Investigasi opsi trilema
8.
Membuat keputusan
9.
Melihat lagi keputusan dan
merefleksikannya
Yang mana dari 9 langkah tersebut terdapat hal-hal yang diluar
dugaan , yakni pada langkah investigasi opsi trilema . Adakalanya saat
pengambilan keputusan atau saat menguji keputusan yang diambil tersebut
tiba-tiba kita menemukan hal lain yang lebih tepat untuk dilakukan sehingga
pada tahap merefleksikannya terdapat perubahan langkah ulang untuk menguji
apakah keputusan tersebut berpihak pada murid ataukah belum ? Manakah dari
keputusan tersebut yang lebih bisa dipertanggungjawabkan dan lebih efektif ? Sehingga
pada akhirnya , keputusan yang diambil benar-benar efektif untuk dilaksanakan
bersama.
- Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan
sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya
dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Saya pernah dalam situasi tersebut , saat itu saya hanya berusaha
untuk menelaah dari segi minimnya resiko dan banyaknya manfaat atau maslahat
yang ditimbulkan dalam pengambilan keputusan tersebut.
Langkah tersebut pada masanya saya anggap lebih tepat , tetapi
setelah mempelajari modul ini , saya menyadari bahwasanya sebagai seorang
pemimpin pembelajaran kita harus memperhatikan langkah-langkah yang tepat dan
runtut supaya keputusan yang kita ambil bisa benar-benar efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan nantinya.
- Bagaimana
dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang
terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah
mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak mempelajari konsep pada modul 3.1 ini
yaitu , saya lebih bisa berhati-hati dalam mengambil sebuah keputusan .
Khususnya keputusan yang menyangkut kepentingan orang banyak. Sehingga jika
dibandingkan dengan sebelum saya mengenal konsep ini , keputusan yang saya
ambil masih kurang begitu efektif untuk dilaksanakan , sebaliknya setelah
mempelajari modul ini keputusan yang diambil bisa lebih efektif dan kondusif
untuk dipertanggungjawabkan dalam pelaksanaannya.
- Seberapa
penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan
Anda sebagai seorang pemimpin?
Bagi saya , penting bagi seorang guru dan pemimpin pembelajaran
dalam mempelajari modul ini , karena di modul ini kita akan lebih mendalam
mempelajari bagaimana hendaknya seorang pemimpin itu dapat lebih bijak dalam
mengambil keputusan penting , khususnya yang berkaitan dengan kepentingan orang
banyak.