Selasa, 18 April 2023

CGP BERBAGI CERITA

 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

Oleh : Elya Prastiti Wulandari, S.Pd

CGP Angkatan 7 Jawa Timur Wilayah Mitra Kabupaten Malang

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN

SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN

 

Kegiatan Pemantik :

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya :

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

 

Jika saya menafsirkan dari kutipan tersebut , yakni :

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran hendaknya kita belajar terlebih dahulu , bagaimana hendaknya sikap kita sebagai seorang guru itu . Hal-hal apa saja yang urgent untuk diajarkan dan dijadikan sebagai ukuran keberhasilan dalam pembelajaran itu sebetulnya .

Banyak guru dan orangtua kurang menyadari bahwa pandai calistung itu bukanlah tolak ukur seorang anak dibilang pandai atau mampu . Pandai bukan berarti bisa mengerjakan soal matematika dengan tepat dan mampu mendapat niali 100 , karena ukuran suksesnya seorang guru mengajar tidak bisa diukur dari hasil kuantitatif.

Sesuai filosofi KHD bahwa tugas seorang guru adalah membimbing , serta menebalkan kodrat alam yang baik yang dimiliki oleh seorang anak.

Sehingga dapat diartikan , ukuran keberhasilan seorang guru yaitu jika mampu mengajarkan kepada siswa nilai-nilai kebajikan yang kemudian benar-benar dapat dilaksanakan oleh siswa.

Dalam hal ini , seorang pemimpin/Kepala Sekolah sudah seharusnya menjadi panutan dan contoh dalam pelaksanaan nilai-nilai kebijakan itu , seperti saat KS mengambil sebuah keputusan yang penting di sekolah.

Yang mana terkait dengan konsep pengambilan keputusan itu , seorang KS hendaknya mengenal kemudian melaksnakan prinsip resolusi , yaitu :

1.      Berpikir berbasis hasil akhir

2.      Berpikir berbasis peraturan

3.      Berpikir berbasis rasa peduli

Dimana dengan mengenal ketiga prinsip resolusi tersebut , seorang pimpinan bisa lebih terstruktur dalam mengambil keputusan tersebut. Selainn itu , keputusan yang diambil oleh pemimpin menjadi lebih maksimal daya gunanya .

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran , saat mengambil sebuah keputusan penting , entah permasalahan itu menyangkut orang banyak ataupun orang-orang lain di lingkup saya , setidaknya dalam pengambilan keputusan itu saya menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Agar keputusan yang diambil nantinya benar-benar bisa diterima dan bisa memberikan manfaat yang lebih besar dengan pihak-pihak yang terkait. Diantara langkah-langkah tersebut yaitu :

1.        Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

2.        Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut

3.        Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi tersebut

4.        Pengujian benar atau salah

5.        Pengujian paradigma benar lawan benar

6.        Melakukan prinsip resolusi

7.        Investigasi opsi trilema

8.        Membuat keputusan

9.        Melihat lagi keputusan dan merefleksikannya

KESIMPULAN

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pratap triloka dalam pendidikan sebagai sistem among yang diusung oleh KHD antara lain :

-      Ing ngarso sung tuladha yang memiliki makna bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran , guru hendaknya dapat menjadi dan dijadikan contoh . Baik untuk anak didiknya maupun orang lain.

-      Ing madya mangun karso yang mengandungbmakna bahwa apapun dan bagaimanapun kesibukan seorang guru itu , harus selalu membangkitkan dan mengobarkan semangat .

-      Tut wuri handayani yang memiliki arti bahwa kita juga tetap harus memberikan dorongan moral dan semangat untuk berkarya dari belakang.

Dari ketiga semboyan KHD tersebut , jelaslah bahwa peran guru sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Yakni menjadi contoh atau suri tauladan baik itu berupa perkataan yang mengandung nilai-nilai kebajikan maupun melaksanakan segala praktik baik yang nantinya dapat dicontoh oleh siswa sehingga pembiasaan praktik baik dapat selalu tercermin dalam kehidupan mereka.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Terkait dengan menjadi suri tauladan , dalam era globalisasi ini siswa membutuhkan nutrisi dan bekal untuk menghadapi perkembangan teknologi ini . Seperti penerapan nilai-nilai kebajikan dalam pembelajaran sosial emosional , yang benar-benar diharapkan bahwa kebiasaan tersebut bukan hanya mereka laksanakan saat di sekolah ataupun rumah saja , tetapi membudaya dalam semua sikap dan perkataan mereka sehari-hari.

Dalam pembelajaran pun , guru pasti akan menemui tantangan ataupun hambatan dalam penerapannya , termasuk juga diantaranya situasi yang mencakup dilema etika maupun bujukan moral.

Nilai-nilai kebajikan moral tersebut diantaranya adalah nilai mandiri , reflektif , kolaboratif dan inovatif serta berpihak pada murid .

Nilai-nilai tersebut dapat dijadikan sebagai pegangan ataupun acuan dalam menopang diri sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid.

  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam pengambilan keputusan yang dilandasi dengan nilai-nilai kebajikan , seorang guru bisa melengkapinya dengan kegiatan coaching , sehingga bukan hanya pengambilan keputusan saja yang efektif tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran ataupun pengujian keputusan itu juga akan efektif dan efisien.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola sosial emosionalnya sangat berpengaruh dalam mengambil keputusan terkhusus dalam masalah dilema etika. Karena jika kemampuan sosial emosional seorang guru itu baik , maka cara guru itu dalam mengambil keputusan dalam sebuah permasalahan juga cenderung lebih efektif daripada guru yang tidak mampu dalam segi pengelolaan sosial emosionalnya. Bahkan guru yang tidak mampu mengelola sosial emosionalnya dengan baik , hanya akan merugikan diri sendiri dan orang lain saat dirinya mengambil suatu keputusan apapun itu.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Dalam membahas studi kasus yang berkaitan dengan masalah moral atau etika dibutuhkan nilai kesadaran diri yang baik yang didukung dengan adanya ketrampilan berelasi dan manajemen diri yang baik . Tentu saja dalam mengambil suatu keputusan tersebut tidak lepas dari 3 prinsip resolusi , dan paradigma benar lawan benar , yang kemudian menggunakan konsep pengambilan keputusan dengan menjalankan 9 langkah konsep pengujian dan pengambilan keputusan . Sehingga keputusan yang diambil oleh seorang guru benar-benar efektif dan bisa dipertanggungjawabkan.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Sehingga dengan kemampuan guru tersebut dalam mengelola sosial emosionalnya dan didukung dengan kemampuan dirinya dalam mengonsep pengambilan keputusan sesuai 9 konsep pengambilan keputusan , bisa lebih dipastikan bahwa keputusan yang beliau ambil dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif , positif , aman dan nyaman , daripada guru yang belum mampu mengelola sosial emosionalnya dengan baik atau tidak menggunakan 9 konsep pengambilan keputusan yang tepat.

  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan terbesar dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika diantaranya kurangnya rasa kesadaran diri dari pihak yang merasa tidak disetujui pendapatnya , sehingga pihak tersebut lebih cenderung mempengaruhi oranglain untuk ikut enggan melaksanakan hasil keputusan tersebut bahkan tidak menutup kemungkinan , hal itu menyebabkan kecemburuan sosial .

Dan jika hal itu terjadi , maka langkah yang harus diambil dalam menyelesaikannya yaitu dengan melakukan pendekatan diri atau melalui bujukan moral. Tetapi jika solusi tersebut belum berhasil , setidaknya kita sudah berusaha melaksanakan nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan tersebut , dan hendaknya kita lebih menitikberatkan pada maksimal person yang lebih mempercayai kita dan lebih bisa mengelola kemampuan kesadaran dirinya dan manajemen dirinya dalam menerima keputusan bersama.

  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Kembali pada hakikat pendidikan yaitu merdeka belajar dan merdeka mengajar , apapun keputusan yang kita ambil kita diminta untuk tidak melupakan dengan peran guru bahwa pembelajaran itu harus berpihak pada murid , sehingga tetap dalam pelaksanaannya kita harus menimbang mana keputusan yang lebih berpihak kepada murid dan mana yang kurang berpihak pada murid.

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran hendaknya dapat melaksanakan nilai-nilai dan peran-perannya sebagai guru penggerak , khususnya pada peran berpihak pada murid . Sehingga dalam mengambil keputusan yang didasari dengan ketiga prinsip resolusi , keempat paradigma benar lawan benar , serta melaksanakan tiap tahap dalam 9 langkah itu dengan baik diharapkan seorang guru bisa mengambil keputusan yang tepat dan berpihak pada murid serta efektif untuk dilaksanakan bagi semua pihak.

  • Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang bisa saya ambil dalam modul ini yaitu . Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam mengelola sosial emosionalnya sebelum dia melaksanakan tiap tahap dari 9 konsep/langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan. Disamping nilai-nilai yang harus dia miliki untuk menjadi seorang guru yang dapat melaksanakan peran-perannya dengan baik.

Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan yaitu berpihak pada murid dan merdeka belajar dimana siswa diberi kebebasan dalam memilih sesuatu yang sesuai dengan kodratnya , tetapi tetap guru tersebut harus mampu menebalkan kodrat baik dari seorang anak sebelum anak tersebut mengambil langkah yang dia pilih.

  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Suatu masalah dianggap berada pada situasi dilema etika jika dalam pelaksanaannya terdapat situasi benar lawan benar , sedangkan pada situasi bujukan moral adlah jika permasalahan tersebut mengandung prinsip benar lawan salah.

Dalam mengambil keputusan penting , khususnya yang berada pada situasi benar lawan benar , seorang guru harus mempertimbangkan 4 paradigmanya, yaitu :

-      Individu lawan kelompok

-      Rasa keadilan vs rasa kasihan

-      Kebenaran lawan kesetiaan dan

-      Jangka pendek lawan jangka panjang

Langkah berikutnya yaitu melaksanakan prinsip resolusi yaitu :

1.      Berpikir berbasis hasil akhir

2.      Berpikir berbasis peraturan

3.      Berpikir berbasis rasa peduli

Terkait dengan paradigma dan prinsip-prinsip tersebut , dalam mengambil dan menguji keputusan hendaknya melalui 9 langkah penting , yaitu :

1.        Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

2.        Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut

3.        Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi tersebut

4.        Pengujian benar atau salah

5.        Pengujian paradigma benar lawan benar

6.        Melakukan prinsip resolusi

7.        Investigasi opsi trilema

8.        Membuat keputusan

9.        Melihat lagi keputusan dan merefleksikannya

Yang mana dari 9 langkah tersebut terdapat hal-hal yang diluar dugaan , yakni pada langkah investigasi opsi trilema . Adakalanya saat pengambilan keputusan atau saat menguji keputusan yang diambil tersebut tiba-tiba kita menemukan hal lain yang lebih tepat untuk dilakukan sehingga pada tahap merefleksikannya terdapat perubahan langkah ulang untuk menguji apakah keputusan tersebut berpihak pada murid ataukah belum ? Manakah dari keputusan tersebut yang lebih bisa dipertanggungjawabkan dan lebih efektif ? Sehingga pada akhirnya , keputusan yang diambil benar-benar efektif untuk dilaksanakan bersama.

  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Saya pernah dalam situasi tersebut , saat itu saya hanya berusaha untuk menelaah dari segi minimnya resiko dan banyaknya manfaat atau maslahat yang ditimbulkan dalam pengambilan keputusan tersebut.

Langkah tersebut pada masanya saya anggap lebih tepat , tetapi setelah mempelajari modul ini , saya menyadari bahwasanya sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita harus memperhatikan langkah-langkah yang tepat dan runtut supaya keputusan yang kita ambil bisa benar-benar efektif dan dapat dipertanggungjawabkan nantinya.

  • Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak mempelajari konsep pada modul 3.1 ini yaitu , saya lebih bisa berhati-hati dalam mengambil sebuah keputusan . Khususnya keputusan yang menyangkut kepentingan orang banyak. Sehingga jika dibandingkan dengan sebelum saya mengenal konsep ini , keputusan yang saya ambil masih kurang begitu efektif untuk dilaksanakan , sebaliknya setelah mempelajari modul ini keputusan yang diambil bisa lebih efektif dan kondusif untuk dipertanggungjawabkan dalam pelaksanaannya.

  • Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Bagi saya , penting bagi seorang guru dan pemimpin pembelajaran dalam mempelajari modul ini , karena di modul ini kita akan lebih mendalam mempelajari bagaimana hendaknya seorang pemimpin itu dapat lebih bijak dalam mengambil keputusan penting , khususnya yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak.

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar